Mengenal Mobil Drift dan Teknik Drifting


Formula drift, sebenarnya sudah cukup lama dikenal di tanah air. Tapi akhir-akhir ini olah raga otomotif ini mulai banyak diminati di indonesia, khususnya bagi mereka yang suka tantangan dan aktivitas yang memacu adrenalin.
Drifting sendiri adalah sebuah teknik menyetir, dimana pengemudi berusaha untuk membuat mobilnya berada dalam posisi miring dan meluncur selama mungkin. Drifting pertama kali diperkenalkan oleh Keiichi Tsuchiya pembalap jalanan di jepang sekitar tahun tujuh puluhan, dan semakin dikenal berkat film Fast And Furious Tokyo Drift di tahun 2006.

Nah saat ini kompetisi drifting sudah cukup dikenal di beberapa negara. Selain di jepang, Formula-D, istilah untuk drifting, sangat populer di amerika, disamping nascar racing.


Mobil yang dipergunakan untuk formula drift biasanya dari jenis sedan, seperti Nissan Skyline, Toyota Mark II, Corolla DX, dan Mitsubishi Lancer. Dalam kejuaraan drifting, pemenang ditentukan oleh penilaian juri berdasarkan teknik, presisi dan gaya mengemudi dari pembalapnya. Sejumlah trik yang biasa digunakan oleh drifter, seperti hand brake drift, power slide dan shift lock. Nah untuk mengetahui lebih banyak seputar teknik drifting dan mobil drift, kami akan berbincang langsung dengan salah seorang drifter yang juga seorang mekanik mobil drift.
Di indonesia sendiri, sejumlah kompetisi sudah pernah digelar, seperti kejuaraan international driftbash asia challenge yang berlangsung bulan mei lalu di Speed City Bali Sirkuit GWK Jimbaran, Bali. Sementara di negara tetangga, formula drift juga abanyak digelar di Singapura, Thailand dan Malaysia.


Mobil Remote Control


Permainan mobil remote control memang cukup mengasikkan, dan aman. Bagaimana tidak, sang driver cuma berdiri di pinggir trek atau podium sirkuit. Sembari mencet-mencet perangkat remote control dan mencari peluang menyalip kendaraan saingan. Kecelakaan paling fatal, biasanya mobil menabrak ban pembatas trek, atau menabrak tembok. Mobil boleh saja luluh lantak, tapi pembalapnya bisa dipastikan selamat.
Cikal bakal mobil kontrol radio bermula dari pabrik mainan tamiya tahun 1970-an. Mobil teknologi radio kontrol itu digemari tidak hanya oleh anak-anak, tapi mewabah pula di kalangan remaja dan orang dewasa. Secara garis besar ada dua jenis mobil RC. Pertama mobil yang menggunakan bahan bakar nitrometanol, atau dikenal dengan mobil engine. Jenis kedua, kerap disebut mobil elektrik. Karena mesinnya digerakkan baterai.

Untuk mobil yang menggunakan mesin berbahan bakar metanol, komponen-komponennya sangat mirip dengan mobil yang sebenarnya. Mobil ini juga menggunakan sistem pembakaran menggunakan busi, ada karburator dan juga knalpot. Bahan bakar mobil ini menggunakan nitromethanol yang harganya cukup mahal, berkisar tiga ratus hingga lima ratus ribu per galonnya.


Komponen busi juga patut diperhatikan karena banyak macam busi yang bisa digunakan baik dari jenis ataupun pabrikannya. Usia busi tergantung juga dengan bagaimana kita melaukan setting mesin, misal jika terlalu panas, busi akan cepat mati. Panas menjadi hal penting yang tidak boleh luput dari perhatian. Panas bisa dikurangi dengan mengatur aliran udara yang lewat disekitar heat sink mesin, dengan melubangi body pada lokasi yang tepat. Selain itu melubangi body juga akan sangat membantu ketika re-fueling atau ketika menyalakan pertama kali terutama bila menggunakan pull start. Aliran udara pada air-filter juga patut diperhatikan, jangan sampai pelumas yang diberikan di air filter justru menghambat aliran udara.
Selain mobil-mobil balap tipe reli, turing atau F1 khusus jalan mulus, pasar RC juga diramaikan model off road. Tentu saja, dengan spesifikasi mirip jip. Mobil ini berciri khas jangkung dan bersuspensi rigid. Medan paling cocok adalah tanah lapang bergelombang. Jenis ini punya komunitas sendiri, meski jarang melakukan kompetisi dan penggemarnya tak sebanyak RC balap jalan mulus.



 
Copyright © 2013. Tips OTOMOTIF