Suzuki Skydrive Dynamatic 125

Akhir Maret 2009 lalu, PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) selaku ATPM roda dua Suzuki di Indonesia telah me-launching skubek barunya, Suzuki Skydrive Dynamatic 125. Kebetulan sebelum diperkenalkan, tim Motor Plus mendapat kesempatan melakukan tes.
Seperti apa performanya, simak di bawah ini.

Maksimal putaran atas

Berdasarkan pengalaman, akselerasi Suzuki Spin 125 dan Skywave 125 tak diragukan lagi. Walau untuk meraih tenaga atas, Spin sedikit kerja keras dibanding Skywave yang begitu cepat melesatnya.Sementara itu, Skydrive yang punya dimensi mirip Spin, soal tenaga tidak seperti Spin. Sebab, sang pendatang baru yang juga mengusung mesin 124 cc sudah didukung komponen yang lebih baik. Akselerasi galak dan tak kekurangan tenaga di putaran atas saat dilakukan riding impression di pabrikan Suzuki, Cakung.Kala diajak selap-selip, kelincahannya enggak beda jauh dengan Spin. Begitu juga saat bermanuver di tikungan parabola, tak ada gejala limbung. Karakter satu ini lebih mirip dengan Skywave yang ditopang dua shock di belakang. Selain lebih stabil di tikungan, akselerasi bawah dan atas terasa mantap.Kelebihan lain yang enggak dipunyai Spin di Skydrive adalah pengereman. Terutama bagian belakang, terasa lebih pakem. Ketika dibarengi dengan rem depan, skubek ini berhenti pada titik yang diinginkan.Untuk mengetahui lebih detail sosok Suzuki Skydrive,  Anda bisa melakukan test ride, sekaligus untuk menguji performanya. sumber : kompas-online(KR15, Chuenk,Eka)

berita terkait :

KOMPAS.com — Cukup cerdik produsen sepeda motor Suzuki Indonesia, PT Indomobil Niaga International (IMNI), dalam membidik pangsa pasar skubek. Mereka melempar tiga varian dengan model terbaru Suzuki Skydrive Dynamatic 125 yang baru diluncurkan di Pondok Laguna, Jakarta, 30 maret silam. Dua skubek sebelumnya adalah Suzuki Spin dan Skywave.
Adapun para kompetitor hanya mengandalkan dua varian. Seperti Honda dengan Vario dan Beat, sementara Yamaha menyodorkan Mio dan Mio Soul.
Peluncuran Skydrive di Senayan itu dibarengi dengan kampanye dari PKS. "Anda belum tahukan arti PKS itu, yakni Produk Kebangkitan Suzuki," senyum Gunadi Sindhuwinata.
Ketika ditanya, kenapa disebut sebagai produk kebangkitan, dengan bangga dan lancar, Presiden Direktur PT IMNI menjawab. Dengan Skydrive ini, tegasnya, kami ingin merebut pasar kompetitor. 
"Jangan salah, di kelasnya (125 cc) Skydrive punya tenaga paling besar dengan konsumsi bahan bakar satu liter bensin bisa menempuh jarak 41 km." Seperti disampaikan Mr Mario Omanyuda selaku Dept Head Marketing 2W bahwa hari ini bisa menyaksikan sebuah revolusi produk skuter matik. Skydrive ini, katanya, terinspirasi dari konsep SD-01 dan SD-02 (sempat dipajang di JMS 2008) sehingga tampilannya sangat futuristik dengan performa yang agresif.

Soal harga, Setiawan Surya mematok harga Rp 13 juta (on the road).Menurut Asisten Dept Head Marketing 2W itu, Skydrive dibidik untuk anak muda dengan usia 19-23 tahun, "Sementara Suzuki Spin untuk pemula, Skywave diperuntukkan bagi anak muda yang mapan," papar Setiawan.

Dengan harga segitu, pihaknya menargetkan 12.000 unit per bulan.Sekalipun harganya mepet dengan saudaranya, Setiawan tidak takut akan memengaruhi produk pendahulunya. "Di sini kita justru memberi pilihan pada konsumen, ada Spin untuk pemula, Skywave yang mapan, dan Skydrive buat anak muda," yakin Setiawan.

Penjualan Mobil Maret 2009: Wholesale Stabil, Ritel Turun

 Total penjualan mobil periode Maret 2009 di Indonesia untuk whole sale atau dari ATPM ke dealer relatif stabil. Sedangkan retail atau langsung ke konsumen mengalami sedikit penurunan. Untuk wholesale, meski belum semua data masuk (99%), angka penjualan Maret lalu hampir sama dengan Februari. Penjualan pada Maret mencapai 34.500, turun 0,35 persen, dari bulan sebelumnya 34.623 unit. Meski begitu, penjualan Maret lebih tinggi dibandingkan Januari 2009.
Sementara itu, penjualan retail sama dengan wholesale. Meski begitu, penjualan retail turun dari 35.757 unit menjadi 34.500 unit, yaitu 3,5 persen dibandingkan Februari 2009.
Triwulan 2009. Total penjualan mobil pada triwulan pertama 2009 mengalami penurunan yang cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk wholesale turun 26 persen dari 135.601 menjadi 100.757 unit. Sedangkan retail turun 21 persen, dari 135.138 unit menjadi 106.685 unit.

Toyota & Daihatsu .Posisi pertama masih dipertahankan oleh Toyota, baik whole sale maupun retail untuk penjualan Maret 2009. Untuk wholesale, Toyota menguasai 34,8 persen dan retail 38,9 persen..

Penjualan whole sale Toyota pada Maret ini mencapai 11.162 unit atau turun 7,2 persen dari bulan sebelumnya, 12.032 unit. Sedangkan retail, turun 2,9 persen, dari 13.839 unit menjadi 13.340 unit.

Daihatsu, “sekutu” Toyota, menikmati 21,4 persen pasar mobi Indonesia, Maret lalu berhasil menjual 7.385 uni,t untuk wholesale. Dibandingkan bulan sebelumnya, Daihatsu memperoleh kenaikkan 13,4 persen. Sedangkan untuk retail, Daihatsu juga memperoleh kenaikkan 16,69 persen, yaitu dari 5.116 unit menjadi 5.970 unit.

sumber : KOMPAS.com

Plus Minus Honda BeAT dan Yamaha New Mio

JAKARTA, SELASA – Tidak bisa dipungkiri, dua skuter bebek (skubek) Honda BeAT dan Yamaha New Mio lagi berperang merebut konsumen. Harga keduanya bersanding tipis. BeAT hanya mengeluarkan varian casting wheel dengnan harga on the road (OTR) untuk Jakarta sekitarnya Rp 12 juta. Kompetitornya, New Mio dengan pelek palang mematok Rp 11,8 juta.
Bagi calon konsumen yang pengin beli motor, tak cukup menuntut efisiensi bahan bakar saja. Nah, kebetulan Anda punya pilihan antara BeAT dan New Mio, mungkin fitur dan komponen pendukung yang ditampilkan pada kedua skubek ini bisa memuluskan Anda dalam memutuskan pilihan.

Dipisah dan Gabung
BeAT tampil ala skubek Eropa. Lampu utama dan sein kanan-kiri jadi satu tempat. Sedang New Mio, lampu utama dan sein masih dipisah. Jarang hidung motor dan sepatbor BeAT renggang. Berbeda sama New Mio yang cenderung rapat. Secara desain, BeAT enggak tampak kompak atau padat dibanding New Mio.
Tempat pijakan kaki pengendara di BeAT yang sempit membuat lutut ketemu lutut bakal dirasakan pengendara yang tingginya di atas 170 cm. Kalau pakai ukuran sepatu di atas 42, membuat kaki susah bergerak. Berbeda sama New Mio yang bikin posisi paha-betis dan tapak kaki leluasa.
Sedang pijakan kaki penumpang, New Mio mengadopsi footstep Mio Soul. Artinya, posisi kaki boncenger yang lebih dari 170 cm bakal sulit ditekuk. Berbeda sama BeAT yang pijakan kaki boncengernya malah mirip Mio lama.
Bagasi BeAT enggak bisa bawa barang lebih dari jas hujan. Beda sama volume bagasi New Mio yang jauh lebih besar. Selain jas hujan, juga bisa bawa perkakas P3K. Konsul boks lebar milik BeAT tapi hanya sedikit barang bisa disimpan. Punya New Mio, memang lebih sempit dibanding BeAT, tapi lebih dalam.
Keunggulan BeAT ada standar samping dan pengunci handel rem belakang. Ini seperti Honda Vario. Artinya, tambahan perangkat safety BeAT jadi nilai plus. (Niko)
 
Copyright © 2013. Tips OTOMOTIF